Sebaris kata terhimpun
membumbung dari bibir mungil
letupkan merah pada hati.
Sesaat sebelum tidur
remah-remah hari kemarin
Sebaris kata terhimpun
membumbung dari bibir mungil
letupkan merah pada hati.
Sesaat sebelum tidur
Mesra benar dirimu kekasih
bergelayut manja di tiap sela
sedari gelap gerilya menikam cahaya
hingga roman-roman di sekitar tenggelam
Setia benar rengkuhmu kekasih
menyisir tubuhku
serahkan segala pada dingin…
Kekasihku: sunyi
Lari kecil melemah
terbeban luka: bukan di tubuhnya.
Bumi bungkam, tak menjaring rasa setitikpun
Luka itu mengian, antarkan tubuh pada ambang kehampaan
Lari kecil makin lemah
lalu terhenti saat hampa selubungi tubuh itu: bukan tubuhnya
Laki-laki terkapar
di jungkir segepok logam mulia
Rindu merudung,
yakinkan mata pada savana
Dan karnaval kristal-kristal cari bernyanyi: aku ingin pulang
Kulihat senyummu:
menggantung
Tangguhkan segala keharusan: gelak-gelak tergeletak
Ada gerhana di sana: tutupi segala keharusan
Bumi menimbang timbang: dendang atau tendang
Kami bukan hama;
kami tak memakan benih-benih
Kami bukan air;
kami tak segarkan tanah
Kami bukan kompos;
kami tak gemukkan benih-benih
Kami hanya segerombol kata melintas
tiba-tiba memercik: hidupkan benih-benih.
|